Selamat Datang di Website Gizi Puskesmas Karangploso
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Kunjungan pada Ibu Hamil
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Pemberian Makanan Tambahan pada Balita
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Pemberian Vitamin A
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Pemberian Tablet Tambah Darah pada SMPN 5 Karangploso
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 26 Juli 2022
Yuk Konsumsi Buah dan Sayur Setiap Hari!
Minggu, 24 Juli 2022
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses membiarkan bayi dalam mencari puting ibunya untuk mendapatkan ASI yang dilakukan pada satu jam pertama setelah bayi lahir. Pada proses ini bayi diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah bayi dilahirkan sehingga terjadi kontak kulit (skin to skin) antara bayi dan ibunya. Bayi akan bereaksi akibat rangsangan sentuhan ibu sehingga bayi dapat bergerak dan menjangkau payudara ibu.
Prinsip Dasar IMD adalah bayi tanpa dibersihkan terlebih dahulu kemudian diletakkan di atas dada ibunya dengan posisi tengkurap. Telingan dan tangan bayi berada dalam satu garis lurus sehingga terjadi kontak kulit, bayi mencari payudara ibu, kemudian bayi mulai menyusu.Sebelum melakukan IMD, bayi cukup dibersihkan menggunakan handuk atau kain saja tanpa perlu memandikannya atau membedongnya.
Menurut Roesli (2008), praktik IMD bermanfaat untuk ibu dan bayi secara fisiologis dan psikologis, seperti pada berikut:
1. Manfaat Bagi Ibu
Melalui IMD, hormon oksitosin dapat diproduksi melalui sentuhan dan hisapan payudara ibu. Hormon ini menyebabkan terjadinya kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya plasenta dan mencegah pendarahan. Selain itu, hormon ini juga dapat membuat ibu merasa nyaman dan aman sehingga mampu memperlancar keluarnya ASI.
2. Manfaat Bagi Bayi
IMD dapat memberikan kehangatan, ketenangan, sehingga nafas dan denyut jantung bayi menjadi teratur. Selain itu, kolostrum juga dapat diperoleh melalui proses ini, dimana kolostrum berfungsi untuk meningkatkan imunitas bayi karena terdapat antibodi di dalamnya. Kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif sehingga bayi terhindar dari mikroorganisme atau penyebab infeksi lainnya
3. Manfaat Secara Psikologis
- Ibu merasa lebih bahagia
- Bayi lebih jarang menangis
Sumber :
Roesli, U. (2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta: Pustaka Bunda
Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Kegiatan Kelas Ibu Hamil
Rabu, 13 Juli 2022
Konseling Gizi
KONSELING GIZI
Konseling gizi merupakan kegiatan komunikasi dua arah antara klien dan konselor yang bertujuan untuk membantu klien dalam mengenali, menyadari, dan mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah gizi yang dihadapinya, melalui bantuan konselor. Setelah melakukan konseling gizi, klien diharapkan mampu mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah gizinya, termasuk membiasakan pola makan yang sehat.
Konseling gizi bertujuan membantu klien dalam mengubah perilaku yang berkaitan dengan gizi, yang meliputi perubahan pengetahuan, perubahan sikap, dan perubahan tindakan sehingga kualitas gizi dan kesehatan klien dapat ditingkatkan.
Sasaran konseling gizi meliputi klien yang memang memiliki masalah gizi seperti penderita diabetes, hipertensi, obesitas, hingga ibu hamil yang memiliki keluhan selama kehamilan; klien yang ingin melakukan tindakan pencegahan penyakit, dan klien yang ingin meningkatkan status gizinya ke arah yang lebih baik.
Monitoring Garam Beryodium
1. TUJUAN
TUJUAN UMUM
Memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat.
TUJUAN KHUSUS
- Memperoleh informasi tentang Kandungan Yodium pada garam yang diperiksa di tingkat desa dengan pengujian garam.
- Memperoleh informasi tentang Kategori Desa.
- Memperoleh informasi tentang Bentuk Garam yang digunakan masyarakat.
- Memperoleh informasi tentang Ada/Tidaknya Merk Dagang produk garam yang dikonsumsi masyarakat
2. SASARAN
- Ibu balita
- Ibu hamil
- Pengujian garam beryodium dilakukan di posyandu
- Ibu balita diharapkan membawa sampel garam dari rumah ke posyandu
- Pengujian garam dilakukan dengan meneteskan larutan iodine sebanyak 1-2 tetes hingga terjadi perubahan warna.
- Jika warna yang timbul adalah biru/ungu maka sampel garam tersebut mengandung cukup yodium. Jika warna yang timbul adalah biru/ungu muda maka sampel garam tersebut kurang mengandung yodium.
Penyuluhan Gizi
TUJUAN UMUM
Mengubah perilaku masyarakat ke arah yang lebih baik sesuai dengan prinsip ilmu gizi sehingga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat secara optimal.
TUJUAN KHUSUS
- Meningkatkan kesadaran gizi pada masyarakat melalui peningkatan pengetahuan gizi dan makanan yang menyehatkan.
- Menyebarkan konsep-konsep baru tentang gizi kepada masyarakat
- Mengubah perilaku kosnsumsi makanan yang sesuai dengan tingkat kebutuhan gizi sehingga pada akhirnya tercapai status gizi yang baik.
- Individu
- Keluarga
- Kelompok
- Masyarakat
Selasa, 12 Juli 2022
Pemberian Tablet Tambah Darah
Tablet tambah darah (TTD) atau tablet Fe merupakan suplemen zat gizi yang mengandung 60 mg besi elemental dan 0.25 asam folat, yang sesuai dengan rekomendasi WHO. Remaja putri dianjurkan untuk mengkonsumsi TTD secara rutin sebanyak 1 tablet setiap minggu dan 1 tablet setiap hari selama masa menstruasi.
Pemberian tablet tambah darah bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi kejadian anemia defisiensi besi pada sasaran sehingga dapat meningkatkan status gizi.
- Mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuh, terutama pada wanita yang mengalami mentruasi, ibu hamil, dan ibu menyusui yang membutuhkan lebih banyak zat besi
- Menggantikan zat besi yang hilang selama masa menstruasi
- Meningkatkan kemampuan belajar karena jika kadar besi pada otak tidak terpenuhi akan berpengaruh negatif pada fungsi otak terutaman pada fungsi sistem neurotransmitter
- Remaja Putri
- Ibu Hamil
- Ibu Menyusui
- Wanita usia subur
Menurut Depkes RI (2005), aturan konsumsi tablet tambah darah adalah sebagai berikut:
a. Mengkonsumsi satu tablet seminggu sekali dan 1 tablet setiap hari selama masa menstruasi
b. Mengkonsumsi TTD dengan air putih, hindari dengan susu, teh, atau kopi karena akan menghambat enyerapan zat besi pada tubuh sehingga zat besi yang terserap oleh tubuh akan berkurang.
c. Terdapat kemungkinan terjadinya efek samping dengan gejala ringan yang tidak membahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual, susah BAB, dan tinja berwarna hitam
d. Cara menguragi efek samping seperti pada contoh di atas, di antaranya yakni mengkonsumsi TTD setelah makan menjelang tidur dan dianjurkan disertai mengkonsumsi buah-buahan
e. Menyimpan TTD di tempat yang kering, terhindari dari sinar matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak. TTD yang sudah dibuka sebaiknya segera dikonsumsi dan tutup dengan rapat jika ada tutupnya. TTD yang mengalami perubahan warna sebaiknya tidak dikonsumsi kembali.
f. TTD tidak menyebabkan tekanan darah tinggi ataupun kelebihan darah.
Pemberian Vitamin A
TUJUAN UMUM
- Untuk mencegah kebutaan akibat kekurangan vitamin A pada balita
TUJUAN KHUSUS
- Seluruh balita mendapatkan vitamin A sesuai dengan umurnya.
- Mencegah kerusakan mata hingga kebutaan
- Mencegah terjadinya kekeringan pada mata akibat dari metaplasi sel-sel epitel sehingga kelenjar tidak memproduksi cairan mata
- Mencegah kerusakan atau kelainan pada sel-sel epitel mata
- Membantu proses penglihatan dalam adaptasi tempat terang ke tempat gelap.
- Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi seperti diare dan campak
Sasaran pemberian vitamin A yakni balita mulai usia 6 bulan hingga 59 bulan.
Pemberian vitamin A dilakukan setiap bulan Vitamin A, yakni Februari dan Agustus di posyandu atau puskesmas.
Vitamin A diberikan secara gratis di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan seperti Puskesmas, Pustu (Puskesmas Pembantu), Polindes, praktik dokter/bidan swasta, Posyandu, sekolah, TK, dan PAUD.
- Kapsul biru, yakni kapsul vitamin A berdosis 100.000 SI yang diberikan kepada balita usia 6-11 bulan. Kapsul ini cukup diberikan satu kali dalam setahun.
- Kapsul merah, yakni kapsul vitamin A berdosis 200.000 SI yang diberikan kepada balita usia 12-59 bulan sebanyak dua kali dalam satu tahun.
Senin, 11 Juli 2022
Pemberian Makanan Tambahan
1. TUJUAN PMT
Pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memenuhi kecukupan gizi sehingga dapat meningkatkan status gizi sasaran PMT.
2. SASARAN
a. Sasaran utama MT Balita adalah balita kurus usia 6-59 bulan dengan indikator Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan (PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.
b. Sasaran utama MT anak usia SD/MI kurus dengan indikator Berat Badan (BB) menurut Tinggi Badan (TB) kurang dari minus 2 Standar Deviasi (<- 2 Sd) yang tidak rawat inap dan tidak rawat jalan.
c. Sasaran utama MT Ibu Hamil adalah Ibu Hamil risiko Kurang Energi Kronis (KEK) yang mempunyai Lingkar Lengan Atas (LiLA) kurang dari 23,5 cm.
3. JENIS-JENIS PMT
a. Makanan Tambahan Penyuluhan, merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada sasaran untuk mempertahankan status gizi normal dengan waktu pemberian maksimal selama 1 bulan.
b. Makanan Tambahan Pemulihan, merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada sasaran untuk meningkatkan status gizi sasaran.
4. BENTUK PMT
- Biskuit
- Susu
- Bubuk tabur gizi
Konseling Gizi Online
KONSELING GIZI ONLINE
Kamis, 07 Juli 2022
Posyandu
1. TUJUAN
Tujuan Umum:
Menunjang percepatan penurunan Angka Kematian lbu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Anak Balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
Tujuan Khusus
- Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA
- Meningkatkan peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
- Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
2. SASARAN
- Bayi
- Balita
- Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
- Pasangan Usia Subur (PUS)
3. PERANAN
- Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI, AKB dan AKABA.
- Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
4. KEGIATAN
- Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi atau panjang badan
- Penentuan status pertumbuhan
- Penyuluhan
- Konseling
- Pemeriksaan kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang
Kamis, 09 Juni 2022
Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam PIS - PK
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan yang selanjutnya disebut sebagai SPM Kesehatan merupakan ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang menjadi Urusan Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh setiap warga secara maksimal.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan, ada 6 (enam) dari 12 (dua belas) indikator SPM yang sekaligus menjadi indikator PHBS.
Indikator tersebut meliputi Pelayanan kesehatan ibu bersalin (persalinan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan); Pelayanan kesehatan bayi baru lahir (perawatan neonatal esensial dengan memberikan ASI eksklusif); Pelayanan kesehatan balita (penimbangan minimal 8 kali setahun); Pelayanan kesehatan usia lanjut (edukasi perilaku hidup bersih dan sehat); Pelayanan kesehatan penderita hipertensi (edukasi perubahan gaya hidup melalui diet seimbang dan aktivitas fisik), dan Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus (edukasi perubahan gaya hidup melalui diet dan aktivitas fisik).
Untuk menjangkau semua lini masyarakat, digunakan metode pendekatan keluarga melalui kegiatan yang bersifat promotif, preventif, dan deteksi dini dalam Germas untuk mencapai indikator PHBS dan PIS-PK.
Bersamaan dengan diluncurkannya Germas, Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)(Kementerian Kesehatan RI 2016). Enam dari 12 indikator PIS-PK juga merupakan indikator PHBS, yaitu Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan,Bayi mendapatkan ASI eksklusif,Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan, Tidak ada yang merokok, Mempunyai akses sarana air bersih, dan Mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.
Keterkaitan lainnya dapat dilihat pada peningkatan cakupan rumah tangga pada satu program akan meningkatkan pencapaian indikator pada program lainnya. Sebagai contoh, peningkatan persentase rumah tangga ber-PHBS juga akan memperbaiki pencapaian indikator SPM, Germas, dan PIS-PK. Sama seperti program kesehatan lainnya, pelaksanaan program PHBS ini harus secara sinergi dilakukan dengan sektor non kesehatan. Sebagai contoh, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berperan dalam pencapaian indikator cuci tangan dengan sabun, penggunaan air bersih, dan penggunaan jamban sehat. Untuk indikator konsumsi buah dan sayur melibatkan Kementerian Pertanian.
PHBS juga menjadi komponen strategis pembangunan kesehatan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Hal ini tercermin dalam misi mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera. Misi ini dijabarkan dalam strategi dan arah kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat pada seluruh siklus kehidupan, baik pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat dalam Program Indonesia Sehatdengan Pendekatan Keluarga.
Program PHBS adalah bentuk pemberdayaan masyarakat bersifat preventif dan promotif dengan cara yang sangat mudah dan murah, namun hasilnya sangat luar biasa serta akan berdampak kepada kuantitas dan kualitas Indeks Keluarga Sehat (IKS) dan Indeks Individu Sehat (IIS) karena PHBS berisikan rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan dengan tahapan tahu, mau dan mampu dalam menjalani perilaku guna meningkatkan kualitas perilaku hidup bersih sehat sehari – hari.
Upaya memelihara dan meningkatkan kesehatanindividu harus menjadi kesadaran setiap individu.Masyarakat juga diharapkan bisa mengenali penyebab dan gejala penyakit, sehingga dapat mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatannya sendiri. Salah satu manfaat diterapkan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga,yaitu anggota rumah tangga tidak mudah sakit, produktivitas meningkat, serta anak tumbuh sehat dan cerdas. Manfaat yang paling terukur, jika melakukan pencegahan penyakit adalah biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih sedikit dibandingkan mengobati penyakit.
Manfaat PHBS di Rumah Tangga adalah setiap anggota keluarga dapat terbiasa untuk menerapkan pola hidup sehat, sehingga meminimalkan masalah kesehatan dan tidak mudah terkena penyakit. Penerapan PHBS di rumah tangga akan menciptakan keluarga sehat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas keluarga. Kriteria Rumah Tangga sehat yaitu: 1) Jika ada ibu bersalin, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan), Jika dalam Rumah Tangga ada balita, maka: 2) memberikan ASI eksklusif pada bayi, dan 3) menimbang bayi dan balita setiap bulan, 4) menggunakan air bersih, 5) Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir, 6) Menggunakan jamban, 7) Memberantas jentik di rumah, 8) Makan sayur dan buah setiap hari, 9) Melakukan aktivitas fisik setiap hari, 10) Tidak merokok di dalam rumah. Rumah tangga berperan penting dalam proses awal pembentukan perilaku, yang diperoleh melalui proses komunikasi dan interaksi antar anggota keluarga.
Indikator yang digunakan dalam PHBS Indonesia, merupakan upaya dari pencegahan penyakit menular (indikator perilaku mencuci tangan dengan sabun, menggunakan air bersih, menggunakan jamban sehat; dan memberantas jentik nyamuk) dan penyakit tidak menular (indikator mengonsumsi buah dan sayur; melakukan aktivitas fisik; dan tidak merokok dalam rumah), serta upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak (indikator persalinan dengan tenaga kesehatan, memberikan ASI eksklusif, dan menimbang balita).
Informasi yang bisa kita dapatkan dari PHBS di rumah tangga bila diurutkan dari yang paling tinggi cakupannya yakni indikator sumber air bersih, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, Buang Air Besar (BAB) di jamban, melakukan penimbangan balita, memberikan ASI eksklusif pada bayi, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan melakukan cuci tangan dengan benar. Dua indikator lainnya yang memiliki nilai sangat rendah, dibawah nilai indeks PHBS, yakni indikator tidak merokok di dalam rumah dan konsumsi sayur dan buah setiap hari.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, 2013, dan 2018 memperlihatkan proporsi rumah tangga yang melakukan PHBS selama sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan sekitar 28%. Gambaran secara rinci proporsi PHBS lima tahunanyaitu 11,2% (2007) menjadi 23,6% (2013) dan kemudian 39,1% (2018). Terdapat sebanyak 12 provinsi memiliki proporsi di atas angka nasional pada tahun 2013, sedangkan 21 provinsi lainnya masih berada di bawah angka nasional. Evaluasi terhadap kebijakan program PHBS terus dilakukan untuk mengukur apakah kebijakan yang sudah ditetapkan memberikan luaran/dampak yang diinginkan pada kondisi kesehatan masyarakat. Riset Kesehatan Dasar merupakan salah satu cara mengevaluasi luaran dari sebuah kebijakan dengan mengukur besaran masalah kesehatan yang ada. Pada era kebijakan berbasis bukti (Evidence-based Policy/EBP), data-data yang dihasilkan dari riset, yaitu data primer maupun data sekunder, sangat mendukung proses pengambilan keputusan, merancang pencapaian target dan tujuan kebijakan/program serta membantu dalam implementasinya.
Keberhasilan pembinaan PHBS tidak hanya merupakan peran Kementerian Kesehatan, tetapi kerjasama lintas sektor dengan kementerian terkait dalam menentukan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi pembinaan PHBS. Dengan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
Kontributor:
Bambang Purwanto, SKM, MKM (Ahli Madya PKM / Koordinator Substansi Potensi Sumber Daya Promkes)
Editor:
Eunice Margarini, SKM, MIPH
Marsha Anindita, S.Ds
Mengenal 3 Tips Pencegahan Stunting
Mengenal 3 Tips Pencegahan Stunting
“Apa itu stunting?” sebuah pertanyaan yang mungkin tidak banyak masyarakat bisa menjawabnya, padahal stunting merupakan salah satu penyakit kronis yang merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia yang dapat mempengaruhi tingkat daya saing bangsa Indonesia di kancah internasional.
Stunting adalah masalah kurang gizi tahap kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga adanya gangguan terhadap tumbuh kembang anak yang menyebabkan anak memiliki ukuran tubuh pendek dari rata-rata anak lain yang sama usianya.
Stunting sering dikatakan sebagai kondisi keturunan (genetik), sehingga penyebab dan pencegahan sering diabaikan. Padahal genetik sebagai penyebab stunting merupakan faktor yang memiliki peran paling kecil. Pengaruh paling besar terletak pada perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Tips Mencegah Stunting
Penyakit stunting dapat dicegah dengan menerapkan 3 Tips Pencegahan stunting, di antaranya adalah sebagai berikut:
Pola makan
Asupan gizi yang cukup dan seimbang, merupakan salah satu faktor penting untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Sehingga makanan yang mengandung gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.
Pola asuh
Pola asuh terutama dalam mengetahui dan pemenuhan terhadap gizi bayi, merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh orang tua. Bersiaplah untuk bisa memberikan ASI hingga usia 6 bulan, dan membawa bayi ke posyandu untuk melakukan pemantauan tumbuh kembangnya.
Sanitasi dan akses air bersih
Kurangnya akses sanitasi dan air bersih merupakan pemicu dari terpaparnya seorang anak dari penyakit infeksi. Untuk itu, biasakan anak untuk cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan sejak dini.
Dengan menerapkan 3 tips pencegahan stunting di atas, diharapkan mampu menurunkan angka stunting di Indonesia . Selain itu, diharapkan juga masyarakat lebih memahami dan menerapkan sikap preventif untuk membangun generasi penerus yang bebas dari ancaman stunting.
Review: Astasari
Mutiara Rani